Rabu, 28 Mei 2008

gita Trie Utami

Kalau engkau melihat buih
Yang terdampar di atas pasir
Hitunglah sebanyak aku telah melalui
Kenyerian tak berakhir
Kalau engkau menatap ombak
Yang menampar batu-batu karang
Bayangkan sebanyak aku telah merasakan
Keperihan teramat panjang
Kalau engkau merasakan badai hebat
Di puncak gelombang
Pikirkan sebanyak aku telah melampaui
Kemarahan tak terbilang
Kalau engkau berada dalam cengkeraman
Angin beliung di tengah samudera
Itulah sedahsyat pedih yang tak mampu
Kuungkapkan dengan kata-kata
(from "Karmapala, The Silent of Love, Nyanyian Hati Trie Utami" by Trie Utami)

Ada kepedihan yang teramat mendalam pada setiap kata yang terangkai dalam gita ini. Jiwa yang berkeras untuk bangkit meski teramat rapuh… sakit yang teramat nyeri yang coba ditahan demi sebuah ikatan suci yang telanjur terjalankan beribu-ribu purnama… Perempuan yang kerap mencoba bertahan dalam keterpasungan yang teramat menyiksa, mencoba ikhlas terhadap setiap ketidaksempurnaan yang teramat menyakitkan, dan mencoba untuk tetap mensyukuri setiap goresan luka yang teramat perih… semua dengan satu alasan, atas nama CINTA. Dan ketika kepedihan kian membuncah tak terbendung lagi, maka kurasa tak pernah lagi cinta hadir dalam hati . Sisakan kekecewaan yang kian tak terobati, oleh apapun. Perempuan yang tersakiti.
Sakti
22-02-2008

Tidak ada komentar: